Macet Di Jalan Raya, Macet Di Pembuluh Darah
Sebagaimana kita ketahui bersama, rutinitas Homo Jakartaensis dalam sepekan hampir bisa dipastikan berada di jalan raya.
Bukan
dikarenakan tuntutan jenis profesi, tapi memang dalam bagian
rutinitasnya sudah lumrah terhadap kondisi kemacetan lalu lintas luar
biasa yang telah dianggap biasa di ibukota ini.
Belum
lagi ketika liburan panjang seperti Hari Raya kemarin contohnya,
setelah berkecimpung selama sepekan dalam tekanan depresi kemacetan
lalulintas jalanan ibukota, kita harus dihadapi kemacetan jalan raya
yang terdapat pada
beberapa titik rute mudik yang dilalui.
Mudik
Anda melelahkan tahun ini? Mengutip pendapat kebanyakan orang merespon
pertanyaan retorika tersebut mayoritas bertendensi kelelahan tubuh
terbayarkan lebih dari nilai mensyukuri kebahagiaan berkumpul bersama
keluarga di kampung halaman.
Namun
pernahkah Anda memperhatikan benar-benar, selama Anda berkendara,
disamping faktor datangnya resiko ancaman keselamatan aktivitas
berkendara dari aspek eksternal, dapat juga datang dari aspek internal,
yakni kondisi status tubuh kita sendiri yang luput dari pantauan
kesehatan.
Sumbatan Pembuluh Vena Dalam
Antrian
panjang kendaraan yang akan mudik memang umumnya akan terjadi pada
waktu menjelang Lebaran. Sudah terbayangkan lamanya perjalanan saat itu,
belum macetnya. Ada salah satu risiko kesehatan yang jarang diketahui
oleh mereka yang akan melakukan perjalanan panjang, yaitu suatu kondisi
yang disebut Trombosis Vena Dalam.
Trombosis Vena Dalam(Deep Vein Thrombosis-DVT) merupakan keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam
sehingga menyebabkan sumbatan. Sumbatan tersebut dapat menimbulkan
keluhan pembengkakan dari kaki atau betis, nyeri, panas, dan memerah.
Darah
di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru,
karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu
atau lebih arteri di paru-paru. Komplikasi dari DVT ini disebut emboli paru.
Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh
darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat
menyebabkan kematian.
Faktor Resiko DVT
Faktor
risiko menderita DVT adalah riwayat operasi sebelumnya terutama pinggul
atau lutut, riwayat bekuan darah di vena sebelumya, riwayat keluarga
dengan bekuan vena dalam, dan penyakit pengentalan darah. Risiko DVT
juga meningkat pada wanita yang mengkonsumsi pil kontrasepsi, sedang
dalam terapi hormon, hamil, dan baru memiliki anak. Perjalanan panjang
(4 jam atau lebih) menggunakan kendaraan (pesawat, mobil, bus, kereta)
juga meningkatkan risiko DVT karena imobilitas atau kondisi tidak
bergerak dalam jangka waktu lama.
Tips Menghindari Serangan DVT
Untuk mencegah hal tersebut maka bagi mereka yang akan menempuh perjalanan panjang dianjurkan untuk:
- Sempatkan untuk berjalan ringan. Apabila Anda di kereta api atau di bus maka Anda dapat berjalan di koridor. Apabila Anda menggunakan kendaraan pribadi maka Anda dan keluarga dapat rutin berhenti untuk beristirahat dan melemaskan kaki (berjalan)
- Selalu menggerakkan atau melatih otot kaki betis Anda karena otot tersebut berperan sebagai pompa untuk memompa darah dari pembuluh darah vena kembali ke jantung
- Gunakan pakaian yang tidak terlalu ketat
- Banyak minum untuk menghindari kekurangan cairan (bila berpuasa dapat minum banyak di kala sahur dan di kala buka atau sepanjang malam)
- Jangan meminum alkohol atau minuman berkafein seperti kopi
- Jangan meminum obat tidur karena akan menyebabkan Anda tidur dan tidak melatih kaki Anda
- Gunakan stoking untuk kompresi apabila Anda memiliki faktor risiko DVT lainnyaApabila Anda memang memiliki faktor risiko DVT sebelumnya atau Anda sehabis menjalani operasi patah tulang, maka konsultasikanlah sebelumnya dengan dokter Anda sebelum menempuh perjalanan panjang.
sumber : dokter klik
No comments:
Post a Comment