Thursday, September 10, 2015

Hati-hati Ini Tanda-tanda Rumah Bakal Dimaling

  Hati-hati Ini Tanda-tanda Rumah Bakal Dimaling

Komplotan garong, maling, atau perampok ternyata memiliki telik sandi berupa coretan grafiti. Coretan itu biasanya terdapat di pagar atau tembok rumah. Dan… kode tersembunyi ini belum sepenuhnya terendus polisi. Waspadalah!



Ilustrasi

Grafiti anyar yang mengotori tembok sebuah rumah di kawasan Palayu, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, sempat menjadi sorotan sepekan terakhir ini. Padahal tidak ada yang menarik dari coretan cat semprot merah tersebut. Bahkan lebih mirip hasil vandalisme remaja nakal kebanyakan.Tulisannya sebatas angka ‘532’.

Lantaran mengganggap biasa, masyarakat setempat lantas menaruh curiga. Hingga tiga hari berselang, ‘efek’ dari grafiti itu mulai dirasa. Sejumlah warga Jalan Palayu 8, RT 01/07, mengaku kerap melihat orang tak dikenal hilir mudik menggunakan motor. Gerak-geriknya mirip orang yang sedang mencari alamat rumah.
Kecurigaan kemudian mengerucut kala si orang tak dikenal tersebut sering terpaku di depan grafiti ‘532’. Sesekali dia melihat situasi rumah kosong tersebut. Kehebohan pecah pada Selasa (4/8). Saat itu pintu pagar rumah tersebut terbuka.

Warga sempat menduga si empunya rumah sudah tiba. Namun, hingga sore hari, tak ada satu pun orang terlihat keluar dari dalam rumah. Sampai malam tiba, pintu pagar masih dibiarkan terbuka dengan lampu halaman tak juga menyala. Saat itulah warga menyadari ada yang tak beres di rumah tersebut.

“Iya, kemarin ramai. Saya mendapatkan laporan dari pihak keamanan di sini, salah satu rumah sudah terbuka pintunya sejak awal pekan ini,” ujar Endi, Ketua RT 01/07, Tegal Gundil, Bogor Utara.


Menurutnya, saat diperiksa warga, rumah itu tak berpenghuni. Sekuriti juga sempat lapor, ada beberapa orang menggunakan motor datang ke rumah itu. “Tetapi, ketika akan ditegur pengendara motor langsung pergi,” akunya. Sementara soal grafiti, Endi berani memastikan coretan itu masih baru.

“Saya langung suruh sekuriti untuk periksa ke wilayah semua. Takutnya ada lagi coretan-coretan itu,” kata dia. Kondisi rumah yang sepi dibenarkan Safrian (60), ayah dari si empunya rumah. Memang rumah tersebut jarang dihuni.

“Ini saya baru datang untuk kontrol rumah. Memang sepi. Nggak pernah ada tamu. Saya baru tahu mau kecolongan dikasih tahu tetangga,” tuturnya, ditemui Radar Bogor di rumah sang anak yang nyaris menjadi korban pencurian.

Pun soal corat-coret grafiti, Safrian mengaku merasa ada yang janggal. Salah satunya coretan berada di tempat yang terbuka. “Kalau anak SMA, nggak ada sekolah nomor 532. Kecuali di Jakarta. Aneh saja,” kata dia, seraya mengatakan bakal segera menghapus coretan tersebut.

Sekretaris Kecamatan Bogor Utara, Danny Suhendar berjanji akan segera berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terkait grafiti itu.

“Kita di wilayah akan menindaklanjuti itu sebagai antisipasi, kita akan datangi rumah itu. Saya juga mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan lingkungan masing-masing, terutama dengan mengadakan ronda,” ujarnya.

Memang ada yang tidak beres dengan grafiti tersebut. Hasil penelusuran, coretan di tembok rumah Safrian mirip dengan modus operandi baru aksi kejahatan. Khususnya pencurian dan perampokan.
Aksi pencurian yang diawali kemunculan kode-kode rahasia berupa coretan di tembok rumah pernah sering terjadi di Ibukota. Salah satu kasusnya menimpa sebuah kontrakan di kawasan Buaran II, Klender, Jakarta Timur, akhir Januari lalu.

Saat memasang alat pengamanan ekstra, penghuni kontrakan menemukan sebuah grafiti yang dicoret di tembok bagian depan. Grafiti itu tampak tidak biasa sehingga membentuk semacam kode. Kode tersebut bertuliskan ‘PA B2 524 Strong’.



Kawanan pencuri berhasil memaksimalkan betul ketidaktahuan masyarakat setempat akan keberadaan sandinya tersebut. Walhasil, hanya selang beberapa hari usai grafiti itu muncul, dua kali pencurian motor terjadi di kontrakan itu.

“Kodenya ada di tembok dekat kontrakan. Ada warga yang kebetulan anggota TNI curiga dengan tulisan ini,” kata Bram, penghuni kontrakan Buaran II, beberapa waktu lalu. Oleh anggota TNI, coretan aneh itu tak sekadar penanda. Melainkan sebuah panduan bagi pencuri.

Bram mengatakan, ‘PA B2 524 Strong’ merupakan sebuah rangkaian kalimat panjang. Singkatan PA dapat diartikan Posisi Aman. Kemudian B2 adalah Buaran 2, sementara 524 menujukkan jam operasi.

“Angka 5 berarti sore sampai Magrib, ini pas kejadian motor pertama yang diambil. Lalu, 2-4 menunjukkan dini hari hingga pukul 04:00 WIB. Ini sesuai dengan kejadian pengambilan motor yang kedua. Kemudian, Strong berarti sasaran potensial untuk pencurian,” jelasnya

Grafiti itu tiba-tiba saja ada di tembok kontrakan yang dihuninya. Memang, sebelum pencurian motor-motor itu, ada beberapa orang mencari kontrakan di lokasi tersebut. Namun, dia tidak mengetahui apakah mereka memang benar mencari kontrakan atau hanya pura-pura mencari kontrakan.

Sandi lainnya juga muncul lagi empat hari lalu. Kali ini para perampok mencoretkan cat berwarna merah pada dinding rumah sebagai penanda target perampokan. Dua rumah warga Mampang, Jakarta Selatan, menjadi korbannya.


Fadli (25), saksi mata, mengatakan dua perampok hendak menggasak satu sepeda motor di salah satu rumah yang berlokasi di Jalan Mampang Prapatan V. Aksi mereka kepergok masyarakat sebelum memboyong sepeda motor tersebut. Tapi pelaku berhasil kabur karena menembakkan senjata api ke udara.
Lalu, ujar Fadli, setelah diperhatikan, ada goresan miring dengan cat merah pada tembok depan rumah yang menjadi target perampokan. Pemilik rumah, Jamjudin, mengaku tak tahu soal cat merah ini. “Saya tak pernah mengecat garis miring seperti ini,” ujar Jamjudin.

Pada hari yang sama, ada dua perampok yang berhasil membawa kabur dua sepeda motor di sebuah kosan di Jalan Mampang Prapatan XV. Baik pemilik kos, Anas Sukarmaji, maupun warga sekitar tak menyadari aksi perampokan itu.

Anas menuturkan ada empat sepeda motor yang diparkir di halaman kosannya. Namun hanya dua yang dibawa kabur. Dia menduga pelaku kesulitan membuka kunci kontak dua sepeda motor lain. “Anehnya, di tembok depan kosan ada coretan cat merah,” katanya.

Kali ini, coretan itu berbentuk angka empat dan huruf A di tembok kosan. Anas menduga itu adalah kode perampok sebelum melaksanakan aksinya. “Tapi saya tak tahu apa arti huruf A-nya,” ucapnya.
Dikonfirmasi soal fenomena ‘sandi maling’, Kasatreskrim Polres Bogor Kota, AKP Hendrawan A Nugraha belum dapat memastikan kebenaran grafiti itu sebagai bahasa kejahatan. “Nggak ada. Di Bogor belum pernah terjadi,” katanya. Namun, meski baru sebatas ramai di sosial media, ia berjanji akan mendalami hal tersebut.

Hendrawan memastikan, pengamanan di Kota Hujan akan terus diperketat dengan mengaktifkan ring reserse. Polisi juga terus memberdayakan masyarakat dalam pengamanan swadaya. “Kami juga sering mengingatkan penjagaan kepada bina mitra, termasuk keaktifan warga untuk mengaktifkan siskamling,” pungkasnya.

Keraguan juga diungkap Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur, AKP Chalid Thayib. Menurutnya, pencurian kendaraan bermotor (curanmor), biasanya mengambil sasaran acak.
“Mereka biasanya memanfaatkan kelengahan pemilik motor, lalu beraksi mengambil kendaraannya. Belum pernah yang pakai kode-kode rahasia seperti itu,” ucapnya.

Namun, Chalid mengakui, isu kode rahasia itu menjadi masukan bagi kepolisian. Sebab, bisa saja tulisan kode rahasia ini sebagai modus baru. Selain untuk mencuri motor, tulisan berupa kode dan sandi rahasia tersebut bisa saja digunakan untuk mencirikan kepada rumah rumah kosong yang akan dicuri.
“Mungkin saja, rumah kosong sudah dikasih kode, dan diincar. Tapi, kasusnya belum ada, kita akan terus telusuri,” ujarnya.

Sementara itu, pakar hukum dan kriminal Abdul Fickar Hadjar menilai jika memang benar kode itu sebagai bahasa kejahatan, maka itu kesalahan besar para pelakunya.

“Jika itu benar kode sebagai tanda kejahatan, itu adalah hal bodoh. Apalagi dengan menandakan target sasaran di area terbuka. Itu seperti lelucon,” cetusnya. Meski begitu, Fikar -sapaan Abdul Fickar Hadjar- menilai semua kemungkinan selalu ada.

Sekadar informasi, hingga Juli 2015, jumlah tindak pidana (JTP) yang ditangani Polres Bogor Kota sebanyak 164 kasus dengan jumlah penyelesaian tindak pidana (JPTP) sebanyak 82 kasus atau 50,00 persen.
Perinciannya, JTP banyak terjadi di sepanjang Juni yakni sebanyak 29 kasus. Jenis tindak pidana pencurian biasa sebanyak 10 kasus, dan pencurian dengan pemberatan sebanyak 9 kasus.

Aksi perampokan yang sempat menghebohkan warga Bogor adalah, ketika Ahmad Markus (24) harus meregang nyawa akibat ditembak oleh kawanan begal di Jalan Perikanan Darat, depan Perumahan Cimanggu Residence, RT 03/16, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Selasa (31/3) lalu.

Terakhir, aksi kawanan perampok bersenjata api menyekap empat orang termasuk bocah berusia 5 tahun di Perumahan Branangsiang Indah Blok C8, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Rabu (29/7). Lokasi perampokan tak jauh dari kediaman pribadi Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto.

 Sumber : forum.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment