Tempe, Dapat Mencegah Anemia?
Tempe merupakan salah satu bahan olahan kacang kedelai yang banyak
disantap di negara kita. Walaupun harga kedelai kian melambung tinggi,
namun harga tempe relatif lebih murah dibanding sumber protein lainnya.
Selain terjangkau oleh siapa saja, tempe juga sangat mudah didapatkan di
berbagai pusat perbelanjaan baik tradisional maupun supermarket.
Tempe merupakan hasil fermentasi kacang
kedelai. Proses fermentasi menjadikan tekstur kacang kedelai lebih lunak
sehingga memudahkan ketika dimakan. Tempe terkenal sebagai sumber
protein nabati yang menjadi favorit untuk diolah apabila dibandingkan
sumber protein hewani yang harganya lebih mahal.
Kacang kedelai sendiri sebagai bahan
sumber pembuat tempe dikenal memiliki banyak manfaat. Salah satunya
dikatakan bahwa tempe dapat mencegah anemia. Benarkah demikian?
Penelitian terbaru oleh Kolb, dkk mengatakan bahwa penyerapan zat besi
yang berasal dari kacang kedelai luar biasa baik sebab sebagian besar
zat besi di dalam kacang kedelai sudah dalam bentuk feritin. Feritin
adalah bentuk simpanan zat besi di dalam tubuh.
Sebagian besar
sumber zat besi ditemukan pada daging hewan dan produk unggas, seperti
daging sapi, kambing, ayam, bebek, burung kalkun dan telur. Sehingga
pada vegetarian atau orang yang tidak mengkonsumsi daging dengan alasan
tertentu sangat dikhawatirkan terjadi anemia defisiensi zat besi.
Anemia defisiensi besi merupakan masalah
utama di seluruh dunia. Setidaknya masalah ini dialami pada 43%
penduduk di seluruh dunia. Bagi vegetarian, memang sulit memenuhi
kebutuhan zat besi sehingga umumnya status zat besi di dalam tubuhnya
lebih rendah daripada orang yang bukan vegetarian.
Para vegetarian boleh cukup merasa lega,
sebab untuk memenuhi asupan zat besi harian, selain dapat melalui
suplementasi zat besi, ternyata ada bahan dari tumbuhan yang juga
mengandung zat besi. Kacang polong memiliki kandungan zat besi namun
tidak terlalu tinggi. Brokoli juga mengandung zat besi. Ternyata
kacang kedelai yang terdapat pada tahu dan tempe juga mengandung zat
besi dalam jumlah cukup tinggi.
Pada penelitian Lonnerdal disebutkan
bahwa zat besi akan lebih mudah diserap dalam bentuk feritiin. Feritin
ternyata dapat dijumpai pada kacang kedelai.
Pada penelitian
lain oleh Macfarlene yang membandingkan antara kandungan penyerapan zat
besi pada makanan dari kacang kedelai yang difermentasi dan yang tidak
difermentasi ternyata hasilnya penyerapan zat besi ditemukan jauh lebih
baik pada makanan kacang kedelai yang difermentasi seperti tofu, tempe,
dan tahu.
Dampak adanya hambatan penyerapan zat
besi ini terutama terlihat pada mereka yang mengkonsumsi sumber zat besi
dalam jumlah terbatas, seperti kemungkinan yang terjadi pada
vegetarian. Selain memperbanyak konsumsi makanan hasil fermentasi kacang
kedelai, maka sebisa mungkin menghindari makanan yang dapat menghambat
penyerapan zat besi serta memperbanyak makanan yang dapat memperkuat
penyerapan zat besi. Asam askorbat, daging, ikan, dan produk unggas
dikatakan dapat memperkuat penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Sebaliknya, sayuran, teh, kopi dan kalsium dikatakan dapat menghambat
penyerapan zat besi.
Sumber : KlikDokter.com
No comments:
Post a Comment