Monday, August 31, 2015

KA Cepat Jakarta Bandung, Tiket Rp 200.000 Sudah Untung

Jakarta - Harga tiket kereta api cepat atau high speed railway Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 per penumpang sudah cukup menguntungkan. Seiring dengan kenaikan penumpang, harga awal tiket kereta cepat itu sudah memadai.

Jaminan pemerintah Indonesia terhadap proyek kereta cepat ini hanya sebatas dukungan, bukan sebuah jaminan pemerintah Indonesia untuk menanggung kerugian atau meneruskan proyek kalau mangkrak.

"Jaminan sebatas kesediaan pemerintah Indonesia untuk ikut mendukung, terutama untuk pembebasan lahan. Bagi rakyat Jepang, jaminan pemerintah Indonesia penting secara politis karena pemerintah Jepang ikut juga dalam proyek ini," kata Kijima Yoshiko, Wakil Duta Besar Indonesia dalam diskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi di Jakarta, Senin (31/8) malam.

Dengan dukungan ‎pemerintah kedua negara, kereta cepat Jakarta-Bandung akan berjalan mulus. Kehadiran pemerintah Jepang dan keterlibatan pemerintah Indonesia lewat BUMN akan membuat proyek ini berjalan dengan baik. BUMN adalah representasi pemerintah Indonesia karena pemerintah yang memberikan modal dan menyuntikkan tambahan modal pada BUMN jika kekurangan.

Harga tiket high speed train Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 untuk jarak 140 km dan waktu tempuh 36 menit itu sudah dihitung dengan cermat. Kijima mengatakan, pendapatan perusahaan akan didongkrak oleh jumlah penumpang yang terus meningkat. Pada tahun pertama, penumpang diperkirakan 40.000 per hari dan dalam 10 tahun kemudian, penumpang akan naik ke 68.000 per hari. Harga tiket pun akan berubah sesuai inflasi dan nilai tukar rupiah.

Sumber pendapatan lain adalah kawasan belanja bawah tanah yang akan dibangun di stasiun Dukuh Atas. "Kami sudah melakukan survei selama tiga tahun. Proposal kami relatif tidak berubah sebagai bukti kami membuat studi dengan serius," ungkap Kijima.

Dari total biaya sekitar Rp 60 triliun, sekitar 75% atau Rp 45 triliun adalah pinjaman dari pemerintah Jepang dengan bunga 0,1%, masa pengembalian 40 tahun dan grace period 10 tahun. Proyek ini akan dikerjakan oleh perusahaan Jepang dengan melibatkan BUMN. Minimal 50% pengadaan barang diambil dari Indonesia.
Kereta dengan kecepatan 320 km per jam membutuhkan keandalan teknologi. Kereta cepat Jepang, Shinkansen, selama 50 tahun operasi tak pernah mengalami kecelakaan fatal yang menelan korban jiwa.
Saat gempa, Shinkansen yang sedang berjalan akan berhenti otomatis. "Nanti kereta cepat di Indonesia bernama Shindokansen, kereta buatan buatan Jepang dan Indonesia," kata Kijima saat menjelaskan kuatnya komitmen Jepang untuk alih teknologi kepada Indonesia.

No comments:

Post a Comment