Monday, August 31, 2015

Mau Kulit Kinclong Seperti Artis atau Model? Makan Buah Nangka

 

TAK hanya lezat karena rasa manis dan legitnya, buah nangka juga mengandung sejumlah nutrisi yang baik bagi kesehatan.
Sejumlah penelitian mengungkap mengonsumsi buah nangka bikin kulit sehat.
Bahkan, memakan buah yang banyak tumbuh di daerah beriklim tropis ini selagi mentah, dipercaya mampu membuat kulit Anda bersinar.
Buah nangka sendiri punya dua vitamin penting, yaitu vitamin B dan C yang bermanfaat bagi kulit.

Vitamin C ini berperan dalam memerangi radikal bebas yang merusak kulit.
Sementara, vitamin B membantu membangun kembali sel-sel yang rusak.
Inilah sebabnya, buah nangka dipercaya dapat memperlambat penuaan.
Buah nangka juga membuat kulit terhidrasi dan mengurangi risiko penyakit kulit.
Buah nangka mengandung serat yang sangat baik untuk sistem pencernaan.
Hal ini sangat penting, mengingat tubuh yang bersih dapat memastikan kulit yang sehat.
Nah, utuk mengonsumsinya, dilansir intisari-online, Anda tidak perlu khawatir, sebab, tersedia banyak resep berbahan dasar nangka yang bisa Anda buat, mulai dari makanan berat, hingga camilan sederhana.
Berikut adalah kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram buah nangka.
Karbohidrat: 23 g
Vitamin C: 22%
Vitamin B6: 15%
Magnesim: 7%
Vitamin A: 2%
Kalsium: 2%
Zat besi: 1%  (*)






PDIP Protes, karena SBY Nasehati Jokowi

 Jakarta –  Presiden RI ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan kritik dan saran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal krisis ekonomi yang tengah melanda Indonesia. SBY berbagi sejumlah pengalaman dan kiat mengatasi krisis saat Indonesia juga terancam dilanda krisis ekonomi global tahun 2008 lalu.

SBY meminta pemerintah Jokowi waspada akan bahaya dampak krisis ekonomi global.
Negara besar di Asia seperti China dan Malaysia juga tengah dilanda krisis. Terlebih nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mencapai Rp 14.000. Angka ini dinilainya sudah mengkhawatirkan.
Namun SBY merasa lega dengan niatan pemerintah Jokowi mengeluarkan paket kebijakan untuk mengatasi masalah krisis ini. Ia berharap agar paket itu berdampak langsung menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang sedang mandek.
“Kita sambut baik ketika pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan solusi untuk gejolak ekonomi kita. Namun solusi yang dipilih harus nyata dan membawa efek positif bagi ekonomi bangsa,” ujar SBY dalam jumpa pers di Cikeas, Bogor, Kamis (27/8) seperti disiarkan langsung di Kompas TV.
“Ada yang bilang tahun 2015 beda dan ada yang bilang sama dengan 1998, ada juga yang bilang ini lebih serius dari 98, ada juga yang bilang ini fine. Kalau saya pribadi, kita mesti aware, sadar dan peduli. Kita cari apa yang sama dan tidak sama. Maksud saya, kalau kita tak mau seperti 98 itu bagus, tapi kalau ada tanda-tanda, kita jaga-jaga supaya tidak menyulitkan ekonomi ke depan,” sambung SBY.
Namun demikian, nasihat SBY ini ditanggapi pro dan kontra oleh sejumlah partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Ada yang menilai wajar SBY beri masukan, ada juga yang sinis dan tersinggung karena masukan itu.
Politikus PDIP Arteria Dahlan menilai, sikap SBY yang menasihati Presiden Joko Widodo soal mengatasi gejolak ekonomi tidak tepat. Sebab, hal itu membuat pemerintah dinilai tak mampu bekerja.
“Saya sangat menyayangkan statementnya seperti itu. Harusnya pemimpin apalagi Presiden Indonesia ke enam membangun semangat optimisme,” kata Arteria di gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat 28 Agustus 2015.
Menurutnya, Jokowi bersama Kabinet Kerja telah bekerja keras. Namun, hasil kinerja itu terkendala kondisi ekonomi global yang lesu.
“Kita lihat, kabinet ini bukannya tidak bekerja tapi bekerja, bekerja, dan bekerja. Kondisinya saja saat ini yang tidak pas,” terang dia.
Lanjut dia, sekali lagi sikap ketua umum Partai Demokrat itu sangat disesalkan. Apalagi SBY selama ini mengagung-agungkan politik beretika.
“Saya sangat menyayangkan. Bukan tidak etis, Pak SBY kan juga punya etika. Saya juga sangat hormati beliau,” pungkas dia.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Patrice Rio Capella menyambut baik nasihat yang diberikan SBY. Menurut dia, wajar SBY berikan masukan karena telah memimpin Indonesia selama 10 tahun dan pernah mengalami juga ancaman krisis di era pemerintahannya tahun 2008 lalu.
“Saya pikir Pak SBY menyampaikan itu dalam rangka masukan. Itu adalah sesuatu yang wajar,” kata Rio di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (28/8).
Menurut dia, berbagi pengalaman antar pemimpin negara adalah hal yang biasa. Apalagi, itu solusi menghadapi persoalan kebangsaan.

Pengamen CIlik Sindir Pemerintah

 - Sebuah rekaman video seorang pengamen cilik menjadi viral di sejumlah media sosial setelah menyanyikan lagu kreatif llucu namun menyinggung pemerintah.
Video yang diupload akun Facebook Berita Heboh dan Langka ini memperlihatkan seorang pengamen cilik diminta bernyanyi sambil memainkan ukulele.
Lagu yang ia nyanyikan merupakan lagu yang familiar dikenal warga Indoensia namun liriknya sedikit di rumah yang dominan berisi sindiran terhadap kondisi Indonesia yang kian menghawatirkan.
"Bukan lautan hanya kolam SUSAH, Indonesia slalu banyak masalah dari kasus KKN hingga kasus narkoba, dari maluku sampai malu semua,...."
Sontak video tersebut menjadi perbicangan para netizen yang menilai pengamen cilik tersebut sungguh kreatif dan pintar dalam menyindir pemerintah yang dinilai sudah tak lagi peduli dengan kepentingan rakyat.
"Sekolah gratis???? Lhah kok malah ngamen? Piye toh iki? Tepat kata adek ini memang tanah surga, tapi buat koruptor dan birokrat, penegak hukum busuk!!!! Tembak mati? Dor! Rakyat malah yg ditembaki! Trims buat Junaidi Karo Karo yg udh merekam video ini,"tulis akun Facebook Paulus Arnantho.
"Keren dah. Moga pesan ini tersampaikan ke telinga baji para pejabat." kata akun Facebook Nurul Hikmah.
"Bener juga Dek nyanyian kamu Aduh perlu dikasihani dengan jempol nih,"tulis akun Facebook lainnya Bundane Sella .
Video pengamen cilik ini sendiri diupload tanggal 21 Agustus dan telah disukai lebih dari 2000 netizen dan dibagikan lebih dari 1000 kali

KA Cepat Jakarta Bandung, Tiket Rp 200.000 Sudah Untung

Jakarta - Harga tiket kereta api cepat atau high speed railway Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 per penumpang sudah cukup menguntungkan. Seiring dengan kenaikan penumpang, harga awal tiket kereta cepat itu sudah memadai.

Jaminan pemerintah Indonesia terhadap proyek kereta cepat ini hanya sebatas dukungan, bukan sebuah jaminan pemerintah Indonesia untuk menanggung kerugian atau meneruskan proyek kalau mangkrak.

"Jaminan sebatas kesediaan pemerintah Indonesia untuk ikut mendukung, terutama untuk pembebasan lahan. Bagi rakyat Jepang, jaminan pemerintah Indonesia penting secara politis karena pemerintah Jepang ikut juga dalam proyek ini," kata Kijima Yoshiko, Wakil Duta Besar Indonesia dalam diskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi di Jakarta, Senin (31/8) malam.

Dengan dukungan ‎pemerintah kedua negara, kereta cepat Jakarta-Bandung akan berjalan mulus. Kehadiran pemerintah Jepang dan keterlibatan pemerintah Indonesia lewat BUMN akan membuat proyek ini berjalan dengan baik. BUMN adalah representasi pemerintah Indonesia karena pemerintah yang memberikan modal dan menyuntikkan tambahan modal pada BUMN jika kekurangan.

Harga tiket high speed train Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 untuk jarak 140 km dan waktu tempuh 36 menit itu sudah dihitung dengan cermat. Kijima mengatakan, pendapatan perusahaan akan didongkrak oleh jumlah penumpang yang terus meningkat. Pada tahun pertama, penumpang diperkirakan 40.000 per hari dan dalam 10 tahun kemudian, penumpang akan naik ke 68.000 per hari. Harga tiket pun akan berubah sesuai inflasi dan nilai tukar rupiah.

Sumber pendapatan lain adalah kawasan belanja bawah tanah yang akan dibangun di stasiun Dukuh Atas. "Kami sudah melakukan survei selama tiga tahun. Proposal kami relatif tidak berubah sebagai bukti kami membuat studi dengan serius," ungkap Kijima.

Dari total biaya sekitar Rp 60 triliun, sekitar 75% atau Rp 45 triliun adalah pinjaman dari pemerintah Jepang dengan bunga 0,1%, masa pengembalian 40 tahun dan grace period 10 tahun. Proyek ini akan dikerjakan oleh perusahaan Jepang dengan melibatkan BUMN. Minimal 50% pengadaan barang diambil dari Indonesia.
Kereta dengan kecepatan 320 km per jam membutuhkan keandalan teknologi. Kereta cepat Jepang, Shinkansen, selama 50 tahun operasi tak pernah mengalami kecelakaan fatal yang menelan korban jiwa.
Saat gempa, Shinkansen yang sedang berjalan akan berhenti otomatis. "Nanti kereta cepat di Indonesia bernama Shindokansen, kereta buatan buatan Jepang dan Indonesia," kata Kijima saat menjelaskan kuatnya komitmen Jepang untuk alih teknologi kepada Indonesia.

Hari Ini Presiden Undang Tukang Ojek Makan Siang di Istana

Jakarta - Setelah sebelumnya mengadakan acara makan siang bersama para pengamat politik, ekonom dan figur media, hari ini Selasa (1/9) direncanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menggelar acara makan siang bersama. Presiden mengundang tukang ojek, sopir mikrolet dan para supir taksi. Acara makan siang diadakan di Istana Negara pada pukul 12.00 WIB.
Setelah itu presiden direncanakan bakal menyerahkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat di dua wilayah yaitu di lapangan bulutangkis RT 10 RW 08 Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan di Mushala Sohibul Isiqomah di Kalianyar, kecamatan Tambora pada pukul 13.30 WIB.
Presiden Jokowi kemudian akan kembali ke Istana Merdeka dan menerima delegasi dari lembaga keuangan internasional IMF yang akan dipimpin Christine Lagarde selaku managing director IMF.

MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?

MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?

JAKARTA - Di tengah krisis ekonomi sangat mencekik rakyat Indnonesia, dan mulai limbungnya pemerintahan Jokow, beberapa hari ini MetroTV tak henti-hennti memberitakan tentang demonstrasi di Kualalumpur menuntut Perdana Menteri Najib Razak turun.
Liputan media milik si 'Brewok' petinggi NASDEM itu, terkesan sangat berlebihan, dan tidak proporsianal. MetroTV membuat liputan terhadap gerakan 'BERSIH 4' luar biasa. 
Adakah ini perhatian MetroTV atas krisis politik di Malaysia, atau sebaliknya hanya ingin mengalihkan kondisi dalam negeri Indonesia? Di mana pemerintahan Jokowi yang mulai limbung dan kehilangan legitimasi?
 MetroTV mulai malu memberitakan Jokowi dan pemerintahannya. Apalagi sesudah Menko Polhukam Tedjo Edy (orang NASDEM), ditendang oleh Jokowi dan digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
MetroTV sudah kehilangan akal bagaimana mengangkat dan mengemas kembali pemerintahan Jokowi yang baru 10 bulan itu, tapi sudah memproduk berbagai masalah yang membuat malapetaka bagi rakyat, dan kehidupan rakyat semakin hancur.
Di mana-mana rakyat menghadapi kondisi sangat menyedihkan akibat kebijakan Jokowi, diantaranya begitu  dia berkuasa langsung sudah berani menaikan BBM, dan membuat rakyat langsung sekarat.
Sekarang, paling-paling MetroTV di tengah krisis ekonomi, dan semakin loyonya rupiah atas dolar, menggunakan segmen acara 'Economic Challenge' yang dipandu mantan Pemred Harian Kompas Satryotomo (Tomi), yang tetap membela Jokowi dan membuat opini mendukung Jokowi.
Melalui Gubernur BI Agus Martowardoyo dan Menkeu Sumantri Bambang Brojonegoro, bahwa ekonomi Indonesia masih 'OK', dan akan mampu menghadapi badai krisis yang sekarang mendera Indonesia.
Acara 'Mata Najwa' yang matanya selalu 'mendelik' melihat lawan bicaranya yang di 'interogasi', sudah tidak lagi menarik, karena sudah kehilangan daya kritisnya. Sekadar membuat opini yang memang sudah di 'setting' untuk tujuan tertentu.
Betapa MetroTV, sekarang menjadi 'bingung', bagaimana mengelola informasi yang akan disuguhkan kepada publik, dan dengan nuansa 'rasa membela rakyat', tapi sejatinya membela rezim yang berkuasa.
Mengapa MetroTV tidak mengangkat 'penenggelaman' penduduk di Waduk Jatigede? Di mana Jokowi tidak berani meresmikan, serta berpihak kepada rakyat yang bertambah mlarat di sekitar waduk?
Jokowi hanya datang ke Sidoardjo Lapindo, semuanya tujuan hanyalah 'citra', bukan cinta kepada rakyat yang tenggelam, akibat amukan Lapindo.
Mengapa MetroTV tidak berani mengangkat kasus PHK massal sekarang ini? Di mana puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan? Ribuan pabrik gulung tikar? Kasus penggusuran Kampung Pulo, justru memihak kepada Ahok.
Sungguh, Metro  milik si 'Brewok' dan petinggi NASDEM, yang ketika awal mendirikan partai itu, berkoar-koar ingin menciptakan pembaharuan dan perubahan dan berpihak kepada rakyat, justru sekarang ini, terjebak hanya nempel kepada kekuasaan Jokowi, dan menikmati kekuasaannya. .
Sekalipun, Najib Razak 'brengsek' diduga makan duit, bandingkan dengan para pejabat di Indonesia? Berapa yang dikorup Najib?
Di Malaysia ada korupsi (rusuwah), tapi tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia yang korupsi dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki.
Pajabat yang sudah ramai diberitakan diduga memiliki rekening 'gendut' tetap diangkat menjadi pejabat. Pejabat Malaysia hanya makan gaji atau bisnis. Di Indonesia? Semuanya 'raja tega'. Tega makan duit rakyat, dan tidak lagi memilliki rasa malu.
Di Malaysia tidak ada pengemis dan gelandangan. Tidak ada pengamen gelantungan di bus, angkot, dan di jalan.
Di negeri Jiran itu, tidak ada rakyatnya yang tinggal di pinggir rel kereta, bantaran kali, di kolong jembatan, emper-emper toko, di bawah fly over. Sangat menyedihkan. Di Malaysia tidak ada penggusuran terhadap rakyatnya dengan kejam.
Di Malaysia 'income' perkapita penduduknya sudah diatas $ 10 ribu dolar perkepala. Di Indonesia baru $ 1.000 dolar paling tinggi. Itupun  tidak merata. Masih banyak yang penghasilan sehari  cuma $ 2 dolar.
Angka kemiskinan yang absolut di Indonesia masih lebih dari 40 juta! Di Malaysia tidak ada rakyatnya yang busung lapar, tidak ada yang  makan nasi aking (nasi basi) atau raskin (beras miskin).
Indonesia 70 tahun merdeka rakyatnya bertambah mlarat, semuanya di import, dan tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok rakyatnya.Paling-paling yang kaya para 'taoke' Cina yang menjadi 'gundiknya' para pejabat.
Di Malaysia sudah lebih 2 persen rakyatnya yang bergerlar 'doktor dan Phd'. Negara memberikan biasa siswa kepada orang-orang Melayu belajar di Eropa, Amerika, dan Jepang, serta di Mesir. Mereka yang bergelar doktor dan Phd sudah berjibun.
Padahal, tahun l970, Malaysia masih 'bodoh' dan 'mlarat', dan bahkan mendatangkan guru dari Indonesia. Tapi, sekarang Malaysia sudah meninggalkan Indonesia jauh. Malaysia dibidang infrastruktur sudah beres.
Bandara, pelabuhan, jalan, dan kantor-kantor pemerintahan, dan perumahan. Malaysia sudah membuat jalan tol dari muli ujung Johor yang dekat dengan Singapura sampai ke Kelantan yang berbatasan dengan Thailand. Indonesia baru cita-cita. Malaysia sudah bikin mobil sendiri, Proton.
Penduduk Malaysia penduduk Melayu hanya 55 persen dari seluruh penduduk Malaysia yang jumlah 30 juta jiwa. Tapi, orang-orang Melayu terhormat, berkuasa dan bisa menguasai negara dan mengelola negara dengan baik.
Sebaliknya, sekarang rakyat Indonesia berbondong-bondong ke Malaysia 'ringgit', agas bisa hidup. Karena di Indonesia susah mencari kerja.
Perubahan di Malaysia sejak zaman Mahathir yang terkenal dengan pembangunan 'luar bandar' pembangunan mulai dari pedesaan. Sekarang seluruh penduduk Malayasia sudah menikmati 'sandang, pangan dan papan. Indonesia?
MetroTV tidak perlu berlebihan dengan krisis politik di Malaysia. Justru MetroTV lebih melihat krisis dalam negeri Indonesia. Tidak menjadi media partisan. Tapi mendia yang berpihak kepada rakyat.
MetroTV harus berani mengangkat secara jujur siapapun yang tidak bertanggujawab di Indonesia? Minta pertanggungjawabn kepada mereka. Jangan malah menutupi dan melakukan manipulasi berita dengan membiarkan kebobrokan berlangsung, hanya karena mereka itu 'temennya'.
MetroTV harusnya memberikan 'kafarat' (bayar denda) kepada rakyat atas usahanya yang habis-habisan mempromosikan Jokowi. Kemudian si 'kerempeng' itu terpilih menjadi presiden. Di mana rakyat tertipu oleh opini dan pemberitaan MetroTV.
Sekarang 10 bulan pemerintahan Jokowi mengakibatkan rakyat sekarat. Kemiskinan rakyat terus bertambah, pengangguran bukan berkurang, berjibun. Sementara itu, buruh dari Cina berbondong masuk Indonesia. Di mana engkau 'MentroTV'? Wallahu'alam.

JAKARTA (voa-islam.com) - Di tengah krisis ekonomi sangat mencekik rakyat Indnonesia, dan mulai limbungnya pemerintahan Jokow, beberapa hari ini MetroTV tak henti-hennti memberitakan tentang demonstrasi di Kualalumpur menuntut Perdana Menteri Najib Razak turun.
Liputan media milik si 'Brewok' petinggi NASDEM itu, terkesan sangat berlebihan, dan tidak proporsianal. MetroTV membuat liputan terhadap gerakan 'BERSIH 4' luar biasa.
Adakah ini perhatian MetroTV atas krisis politik di Malaysia, atau sebaliknya hanya ingin mengalihkan kondisi dalam negeri Indonesia? Di mana pemerintahan Jokowi yang mulai limbung dan kehilangan legitimasi?
 MetroTV mulai malu memberitakan Jokowi dan pemerintahannya. Apalagi sesudah Menko Polhukam Tedjo Edy (orang NASDEM), ditendang oleh Jokowi dan digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
MetroTV sudah kehilangan akal bagaimana mengangkat dan mengemas kembali pemerintahan Jokowi yang baru 10 bulan itu, tapi sudah memproduk berbagai masalah yang membuat malapetaka bagi rakyat, dan kehidupan rakyat semakin hancur.
Di mana-mana rakyat menghadapi kondisi sangat menyedihkan akibat kebijakan Jokowi, diantaranya begitu  dia berkuasa langsung sudah berani menaikan BBM, dan membuat rakyat langsung sekarat.
Sekarang, paling-paling MetroTV di tengah krisis ekonomi, dan semakin loyonya rupiah atas dolar, menggunakan segmen acara 'Economic Challenge' yang dipandu mantan Pemred Harian Kompas Satryotomo (Tomi), yang tetap membela Jokowi dan membuat opini mendukung Jokowi.
Melalui Gubernur BI Agus Martowardoyo dan Menkeu Sumantri Bambang Brojonegoro, bahwa ekonomi Indonesia masih 'OK', dan akan mampu menghadapi badai krisis yang sekarang mendera Indonesia.
Acara 'Mata Najwa' yang matanya selalu 'mendelik' melihat lawan bicaranya yang di 'interogasi', sudah tidak lagi menarik, karena sudah kehilangan daya kritisnya. Sekadar membuat opini yang memang sudah di 'setting' untuk tujuan tertentu.
Betapa MetroTV, sekarang menjadi 'bingung', bagaimana mengelola informasi yang akan disuguhkan kepada publik, dan dengan nuansa 'rasa membela rakyat', tapi sejatinya membela rezim yang berkuasa.
Mengapa MetroTV tidak mengangkat 'penenggelaman' penduduk di Waduk Jatigede? Di mana Jokowi tidak berani meresmikan, serta berpihak kepada rakyat yang bertambah mlarat di sekitar waduk?
Jokowi hanya datang ke Sidoardjo Lapindo, semuanya tujuan hanyalah 'citra', bukan cinta kepada rakyat yang tenggelam, akibat amukan Lapindo.
Mengapa MetroTV tidak berani mengangkat kasus PHK massal sekarang ini? Di mana puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan? Ribuan pabrik gulung tikar? Kasus penggusuran Kampung Pulo, justru memihak kepada Ahok.
Sungguh, Metro  milik si 'Brewok' dan petinggi NASDEM, yang ketika awal mendirikan partai itu, berkoar-koar ingin menciptakan pembaharuan dan perubahan dan berpihak kepada rakyat, justru sekarang ini, terjebak hanya nempel kepada kekuasaan Jokowi, dan menikmati kekuasaannya. .
Sekalipun, Najib Razak 'brengsek' diduga makan duit, bandingkan dengan para pejabat di Indonesia? Berapa yang dikorup Najib?
Di Malaysia ada korupsi (rusuwah), tapi tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia yang korupsi dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki.
Pajabat yang sudah ramai diberitakan diduga memiliki rekening 'gendut' tetap diangkat menjadi pejabat. Pejabat Malaysia hanya makan gaji atau bisnis. Di Indonesia? Semuanya 'raja tega'. Tega makan duit rakyat, dan tidak lagi memilliki rasa malu.
Di Malaysia tidak ada pengemis dan gelandangan. Tidak ada pengamen gelantungan di bus, angkot, dan di jalan.
Di negeri Jiran itu, tidak ada rakyatnya yang tinggal di pinggir rel kereta, bantaran kali, di kolong jembatan, emper-emper toko, di bawah fly over. Sangat menyedihkan. Di Malaysia tidak ada penggusuran terhadap rakyatnya dengan kejam.
Di Malaysia 'income' perkapita penduduknya sudah diatas $ 10 ribu dolar perkepala. Di Indonesia baru $ 1.000 dolar paling tinggi. Itupun  tidak merata. Masih banyak yang penghasilan sehari  cuma $ 2 dolar.
Angka kemiskinan yang absolut di Indonesia masih lebih dari 40 juta! Di Malaysia tidak ada rakyatnya yang busung lapar, tidak ada yang  makan nasi aking (nasi basi) atau raskin (beras miskin).
Indonesia 70 tahun merdeka rakyatnya bertambah mlarat, semuanya di import, dan tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok rakyatnya.Paling-paling yang kaya para 'taoke' Cina yang menjadi 'gundiknya' para pejabat.
Di Malaysia sudah lebih 2 persen rakyatnya yang bergerlar 'doktor dan Phd'. Negara memberikan biasa siswa kepada orang-orang Melayu belajar di Eropa, Amerika, dan Jepang, serta di Mesir. Mereka yang bergelar doktor dan Phd sudah berjibun.
Padahal, tahun l970, Malaysia masih 'bodoh' dan 'mlarat', dan bahkan mendatangkan guru dari Indonesia. Tapi, sekarang Malaysia sudah meninggalkan Indonesia jauh. Malaysia dibidang infrastruktur sudah beres.
Bandara, pelabuhan, jalan, dan kantor-kantor pemerintahan, dan perumahan. Malaysia sudah membuat jalan tol dari muli ujung Johor yang dekat dengan Singapura sampai ke Kelantan yang berbatasan dengan Thailand. Indonesia baru cita-cita. Malaysia sudah bikin mobil sendiri, Proton.
Penduduk Malaysia penduduk Melayu hanya 55 persen dari seluruh penduduk Malaysia yang jumlah 30 juta jiwa. Tapi, orang-orang Melayu terhormat, berkuasa dan bisa menguasai negara dan mengelola negara dengan baik.
Sebaliknya, sekarang rakyat Indonesia berbondong-bondong ke Malaysia 'ringgit', agas bisa hidup. Karena di Indonesia susah mencari kerja.
Perubahan di Malaysia sejak zaman Mahathir yang terkenal dengan pembangunan 'luar bandar' pembangunan mulai dari pedesaan. Sekarang seluruh penduduk Malayasia sudah menikmati 'sandang, pangan dan papan. Indonesia?
MetroTV tidak perlu berlebihan dengan krisis politik di Malaysia. Justru MetroTV lebih melihat krisis dalam negeri Indonesia. Tidak menjadi media partisan. Tapi mendia yang berpihak kepada rakyat.
MetroTV harus berani mengangkat secara jujur siapapun yang tidak bertanggujawab di Indonesia? Minta pertanggungjawabn kepada mereka. Jangan malah menutupi dan melakukan manipulasi berita dengan membiarkan kebobrokan berlangsung, hanya karena mereka itu 'temennya'.
MetroTV harusnya memberikan 'kafarat' (bayar denda) kepada rakyat atas usahanya yang habis-habisan mempromosikan Jokowi. Kemudian si 'kerempeng' itu terpilih menjadi presiden. Di mana rakyat tertipu oleh opini dan pemberitaan MetroTV.
Sekarang 10 bulan pemerintahan Jokowi mengakibatkan rakyat sekarat. Kemiskinan rakyat terus bertambah, pengangguran bukan berkurang, berjibun. Sementara itu, buruh dari Cina berbondong masuk Indonesia. Di mana engkau 'MentroTV'? Wallahu'alam.
- See more at: http://voa-islam.com/read/opini/2015/09/01/38935/metrotv-sudah-mulai-malu-memberitakan-jokowi/#sthash.KTzXjGKo.dpuf
JAKARTA (voa-islam.com) - Di tengah krisis ekonomi sangat mencekik rakyat Indnonesia, dan mulai limbungnya pemerintahan Jokow, beberapa hari ini MetroTV tak henti-hennti memberitakan tentang demonstrasi di Kualalumpur menuntut Perdana Menteri Najib Razak turun.
Liputan media milik si 'Brewok' petinggi NASDEM itu, terkesan sangat berlebihan, dan tidak proporsianal. MetroTV membuat liputan terhadap gerakan 'BERSIH 4' luar biasa.
Adakah ini perhatian MetroTV atas krisis politik di Malaysia, atau sebaliknya hanya ingin mengalihkan kondisi dalam negeri Indonesia? Di mana pemerintahan Jokowi yang mulai limbung dan kehilangan legitimasi?
 MetroTV mulai malu memberitakan Jokowi dan pemerintahannya. Apalagi sesudah Menko Polhukam Tedjo Edy (orang NASDEM), ditendang oleh Jokowi dan digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
MetroTV sudah kehilangan akal bagaimana mengangkat dan mengemas kembali pemerintahan Jokowi yang baru 10 bulan itu, tapi sudah memproduk berbagai masalah yang membuat malapetaka bagi rakyat, dan kehidupan rakyat semakin hancur.
Di mana-mana rakyat menghadapi kondisi sangat menyedihkan akibat kebijakan Jokowi, diantaranya begitu  dia berkuasa langsung sudah berani menaikan BBM, dan membuat rakyat langsung sekarat.
Sekarang, paling-paling MetroTV di tengah krisis ekonomi, dan semakin loyonya rupiah atas dolar, menggunakan segmen acara 'Economic Challenge' yang dipandu mantan Pemred Harian Kompas Satryotomo (Tomi), yang tetap membela Jokowi dan membuat opini mendukung Jokowi.
Melalui Gubernur BI Agus Martowardoyo dan Menkeu Sumantri Bambang Brojonegoro, bahwa ekonomi Indonesia masih 'OK', dan akan mampu menghadapi badai krisis yang sekarang mendera Indonesia.
Acara 'Mata Najwa' yang matanya selalu 'mendelik' melihat lawan bicaranya yang di 'interogasi', sudah tidak lagi menarik, karena sudah kehilangan daya kritisnya. Sekadar membuat opini yang memang sudah di 'setting' untuk tujuan tertentu.
Betapa MetroTV, sekarang menjadi 'bingung', bagaimana mengelola informasi yang akan disuguhkan kepada publik, dan dengan nuansa 'rasa membela rakyat', tapi sejatinya membela rezim yang berkuasa.
Mengapa MetroTV tidak mengangkat 'penenggelaman' penduduk di Waduk Jatigede? Di mana Jokowi tidak berani meresmikan, serta berpihak kepada rakyat yang bertambah mlarat di sekitar waduk?
Jokowi hanya datang ke Sidoardjo Lapindo, semuanya tujuan hanyalah 'citra', bukan cinta kepada rakyat yang tenggelam, akibat amukan Lapindo.
Mengapa MetroTV tidak berani mengangkat kasus PHK massal sekarang ini? Di mana puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan? Ribuan pabrik gulung tikar? Kasus penggusuran Kampung Pulo, justru memihak kepada Ahok.
Sungguh, Metro  milik si 'Brewok' dan petinggi NASDEM, yang ketika awal mendirikan partai itu, berkoar-koar ingin menciptakan pembaharuan dan perubahan dan berpihak kepada rakyat, justru sekarang ini, terjebak hanya nempel kepada kekuasaan Jokowi, dan menikmati kekuasaannya. .
Sekalipun, Najib Razak 'brengsek' diduga makan duit, bandingkan dengan para pejabat di Indonesia? Berapa yang dikorup Najib?
Di Malaysia ada korupsi (rusuwah), tapi tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia yang korupsi dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki.
Pajabat yang sudah ramai diberitakan diduga memiliki rekening 'gendut' tetap diangkat menjadi pejabat. Pejabat Malaysia hanya makan gaji atau bisnis. Di Indonesia? Semuanya 'raja tega'. Tega makan duit rakyat, dan tidak lagi memilliki rasa malu.
Di Malaysia tidak ada pengemis dan gelandangan. Tidak ada pengamen gelantungan di bus, angkot, dan di jalan.
Di negeri Jiran itu, tidak ada rakyatnya yang tinggal di pinggir rel kereta, bantaran kali, di kolong jembatan, emper-emper toko, di bawah fly over. Sangat menyedihkan. Di Malaysia tidak ada penggusuran terhadap rakyatnya dengan kejam.
Di Malaysia 'income' perkapita penduduknya sudah diatas $ 10 ribu dolar perkepala. Di Indonesia baru $ 1.000 dolar paling tinggi. Itupun  tidak merata. Masih banyak yang penghasilan sehari  cuma $ 2 dolar.
Angka kemiskinan yang absolut di Indonesia masih lebih dari 40 juta! Di Malaysia tidak ada rakyatnya yang busung lapar, tidak ada yang  makan nasi aking (nasi basi) atau raskin (beras miskin).
Indonesia 70 tahun merdeka rakyatnya bertambah mlarat, semuanya di import, dan tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok rakyatnya.Paling-paling yang kaya para 'taoke' Cina yang menjadi 'gundiknya' para pejabat.
Di Malaysia sudah lebih 2 persen rakyatnya yang bergerlar 'doktor dan Phd'. Negara memberikan biasa siswa kepada orang-orang Melayu belajar di Eropa, Amerika, dan Jepang, serta di Mesir. Mereka yang bergelar doktor dan Phd sudah berjibun.
Padahal, tahun l970, Malaysia masih 'bodoh' dan 'mlarat', dan bahkan mendatangkan guru dari Indonesia. Tapi, sekarang Malaysia sudah meninggalkan Indonesia jauh. Malaysia dibidang infrastruktur sudah beres.
Bandara, pelabuhan, jalan, dan kantor-kantor pemerintahan, dan perumahan. Malaysia sudah membuat jalan tol dari muli ujung Johor yang dekat dengan Singapura sampai ke Kelantan yang berbatasan dengan Thailand. Indonesia baru cita-cita. Malaysia sudah bikin mobil sendiri, Proton.
Penduduk Malaysia penduduk Melayu hanya 55 persen dari seluruh penduduk Malaysia yang jumlah 30 juta jiwa. Tapi, orang-orang Melayu terhormat, berkuasa dan bisa menguasai negara dan mengelola negara dengan baik.
Sebaliknya, sekarang rakyat Indonesia berbondong-bondong ke Malaysia 'ringgit', agas bisa hidup. Karena di Indonesia susah mencari kerja.
Perubahan di Malaysia sejak zaman Mahathir yang terkenal dengan pembangunan 'luar bandar' pembangunan mulai dari pedesaan. Sekarang seluruh penduduk Malayasia sudah menikmati 'sandang, pangan dan papan. Indonesia?
MetroTV tidak perlu berlebihan dengan krisis politik di Malaysia. Justru MetroTV lebih melihat krisis dalam negeri Indonesia. Tidak menjadi media partisan. Tapi mendia yang berpihak kepada rakyat.
MetroTV harus berani mengangkat secara jujur siapapun yang tidak bertanggujawab di Indonesia? Minta pertanggungjawabn kepada mereka. Jangan malah menutupi dan melakukan manipulasi berita dengan membiarkan kebobrokan berlangsung, hanya karena mereka itu 'temennya'.
MetroTV harusnya memberikan 'kafarat' (bayar denda) kepada rakyat atas usahanya yang habis-habisan mempromosikan Jokowi. Kemudian si 'kerempeng' itu terpilih menjadi presiden. Di mana rakyat tertipu oleh opini dan pemberitaan MetroTV.
Sekarang 10 bulan pemerintahan Jokowi mengakibatkan rakyat sekarat. Kemiskinan rakyat terus bertambah, pengangguran bukan berkurang, berjibun. Sementara itu, buruh dari Cina berbondong masuk Indonesia. Di mana engkau 'MentroTV'? Wallahu'alam.
- See more at: http://voa-islam.com/read/opini/2015/09/01/38935/metrotv-sudah-mulai-malu-memberitakan-jokowi/#sthash.KTzXjGKo.dpufsafgewg
JAKARTA (voa-islam.com) - Di tengah krisis ekonomi sangat mencekik rakyat Indnonesia, dan mulai limbungnya pemerintahan Jokow, beberapa hari ini MetroTV tak henti-hennti memberitakan tentang demonstrasi di Kualalumpur menuntut Perdana Menteri Najib Razak turun.
Liputan media milik si 'Brewok' petinggi NASDEM itu, terkesan sangat berlebihan, dan tidak proporsianal. MetroTV membuat liputan terhadap gerakan 'BERSIH 4' luar biasa.
Adakah ini perhatian MetroTV atas krisis politik di Malaysia, atau sebaliknya hanya ingin mengalihkan kondisi dalam negeri Indonesia? Di mana pemerintahan Jokowi yang mulai limbung dan kehilangan legitimasi?
 MetroTV mulai malu memberitakan Jokowi dan pemerintahannya. Apalagi sesudah Menko Polhukam Tedjo Edy (orang NASDEM), ditendang oleh Jokowi dan digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
MetroTV sudah kehilangan akal bagaimana mengangkat dan mengemas kembali pemerintahan Jokowi yang baru 10 bulan itu, tapi sudah memproduk berbagai masalah yang membuat malapetaka bagi rakyat, dan kehidupan rakyat semakin hancur.
Di mana-mana rakyat menghadapi kondisi sangat menyedihkan akibat kebijakan Jokowi, diantaranya begitu  dia berkuasa langsung sudah berani menaikan BBM, dan membuat rakyat langsung sekarat.
Sekarang, paling-paling MetroTV di tengah krisis ekonomi, dan semakin loyonya rupiah atas dolar, menggunakan segmen acara 'Economic Challenge' yang dipandu mantan Pemred Harian Kompas Satryotomo (Tomi), yang tetap membela Jokowi dan membuat opini mendukung Jokowi.
Melalui Gubernur BI Agus Martowardoyo dan Menkeu Sumantri Bambang Brojonegoro, bahwa ekonomi Indonesia masih 'OK', dan akan mampu menghadapi badai krisis yang sekarang mendera Indonesia.
Acara 'Mata Najwa' yang matanya selalu 'mendelik' melihat lawan bicaranya yang di 'interogasi', sudah tidak lagi menarik, karena sudah kehilangan daya kritisnya. Sekadar membuat opini yang memang sudah di 'setting' untuk tujuan tertentu.
Betapa MetroTV, sekarang menjadi 'bingung', bagaimana mengelola informasi yang akan disuguhkan kepada publik, dan dengan nuansa 'rasa membela rakyat', tapi sejatinya membela rezim yang berkuasa.
Mengapa MetroTV tidak mengangkat 'penenggelaman' penduduk di Waduk Jatigede? Di mana Jokowi tidak berani meresmikan, serta berpihak kepada rakyat yang bertambah mlarat di sekitar waduk?
Jokowi hanya datang ke Sidoardjo Lapindo, semuanya tujuan hanyalah 'citra', bukan cinta kepada rakyat yang tenggelam, akibat amukan Lapindo.
Mengapa MetroTV tidak berani mengangkat kasus PHK massal sekarang ini? Di mana puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan? Ribuan pabrik gulung tikar? Kasus penggusuran Kampung Pulo, justru memihak kepada Ahok.
Sungguh, Metro  milik si 'Brewok' dan petinggi NASDEM, yang ketika awal mendirikan partai itu, berkoar-koar ingin menciptakan pembaharuan dan perubahan dan berpihak kepada rakyat, justru sekarang ini, terjebak hanya nempel kepada kekuasaan Jokowi, dan menikmati kekuasaannya. .
Sekalipun, Najib Razak 'brengsek' diduga makan duit, bandingkan dengan para pejabat di Indonesia? Berapa yang dikorup Najib?
Di Malaysia ada korupsi (rusuwah), tapi tidak seperti di Indonesia. Di Indonesia yang korupsi dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki.
Pajabat yang sudah ramai diberitakan diduga memiliki rekening 'gendut' tetap diangkat menjadi pejabat. Pejabat Malaysia hanya makan gaji atau bisnis. Di Indonesia? Semuanya 'raja tega'. Tega makan duit rakyat, dan tidak lagi memilliki rasa malu.
Di Malaysia tidak ada pengemis dan gelandangan. Tidak ada pengamen gelantungan di bus, angkot, dan di jalan.
Di negeri Jiran itu, tidak ada rakyatnya yang tinggal di pinggir rel kereta, bantaran kali, di kolong jembatan, emper-emper toko, di bawah fly over. Sangat menyedihkan. Di Malaysia tidak ada penggusuran terhadap rakyatnya dengan kejam.
Di Malaysia 'income' perkapita penduduknya sudah diatas $ 10 ribu dolar perkepala. Di Indonesia baru $ 1.000 dolar paling tinggi. Itupun  tidak merata. Masih banyak yang penghasilan sehari  cuma $ 2 dolar.
Angka kemiskinan yang absolut di Indonesia masih lebih dari 40 juta! Di Malaysia tidak ada rakyatnya yang busung lapar, tidak ada yang  makan nasi aking (nasi basi) atau raskin (beras miskin).
Indonesia 70 tahun merdeka rakyatnya bertambah mlarat, semuanya di import, dan tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok rakyatnya.Paling-paling yang kaya para 'taoke' Cina yang menjadi 'gundiknya' para pejabat.
Di Malaysia sudah lebih 2 persen rakyatnya yang bergerlar 'doktor dan Phd'. Negara memberikan biasa siswa kepada orang-orang Melayu belajar di Eropa, Amerika, dan Jepang, serta di Mesir. Mereka yang bergelar doktor dan Phd sudah berjibun.
Padahal, tahun l970, Malaysia masih 'bodoh' dan 'mlarat', dan bahkan mendatangkan guru dari Indonesia. Tapi, sekarang Malaysia sudah meninggalkan Indonesia jauh. Malaysia dibidang infrastruktur sudah beres.
Bandara, pelabuhan, jalan, dan kantor-kantor pemerintahan, dan perumahan. Malaysia sudah membuat jalan tol dari muli ujung Johor yang dekat dengan Singapura sampai ke Kelantan yang berbatasan dengan Thailand. Indonesia baru cita-cita. Malaysia sudah bikin mobil sendiri, Proton.
Penduduk Malaysia penduduk Melayu hanya 55 persen dari seluruh penduduk Malaysia yang jumlah 30 juta jiwa. Tapi, orang-orang Melayu terhormat, berkuasa dan bisa menguasai negara dan mengelola negara dengan baik.
Sebaliknya, sekarang rakyat Indonesia berbondong-bondong ke Malaysia 'ringgit', agas bisa hidup. Karena di Indonesia susah mencari kerja.
Perubahan di Malaysia sejak zaman Mahathir yang terkenal dengan pembangunan 'luar bandar' pembangunan mulai dari pedesaan. Sekarang seluruh penduduk Malayasia sudah menikmati 'sandang, pangan dan papan. Indonesia?
MetroTV tidak perlu berlebihan dengan krisis politik di Malaysia. Justru MetroTV lebih melihat krisis dalam negeri Indonesia. Tidak menjadi media partisan. Tapi mendia yang berpihak kepada rakyat.
MetroTV harus berani mengangkat secara jujur siapapun yang tidak bertanggujawab di Indonesia? Minta pertanggungjawabn kepada mereka. Jangan malah menutupi dan melakukan manipulasi berita dengan membiarkan kebobrokan berlangsung, hanya karena mereka itu 'temennya'.
MetroTV harusnya memberikan 'kafarat' (bayar denda) kepada rakyat atas usahanya yang habis-habisan mempromosikan Jokowi. Kemudian si 'kerempeng' itu terpilih menjadi presiden. Di mana rakyat tertipu oleh opini dan pemberitaan MetroTV.
Sekarang 10 bulan pemerintahan Jokowi mengakibatkan rakyat sekarat. Kemiskinan rakyat terus bertambah, pengangguran bukan berkurang, berjibun. Sementara itu, buruh dari Cina berbondong masuk Indonesia. Di mana engkau 'MentroTV'? Wallahu'alam.
- See more at: http://voa-islam.com/read/opini/2015/09/01/38935/metrotv-sudah-mulai-malu-memberitakan-jokowi/#sthash.KTzXjGKo.dpuf
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?
MetroTV Sudah Mulai Malu Memberitakan Jokowi?

Bagi Ahok, Jokowi Masih Gubernur DKI yang "Dipinjamkan" untuk Jadi Presiden

Selasa, 1 September 2015 | 08:56 WIB

  
JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki alasan mengapa ia tidak pernah mendampingi Presiden Joko Widodo untuk blusukan berkeliling Ibu kota. Padahal, di daerah lain, kepala daerah selalu mendampingi kunjungan Jokowi.

Basuki mengatakan, gubernur DKI masih dijabat Jokowi sehingga ia tidak perlu mendampingi blusukan Jokowi.

"Jakarta kan memang gubernurnya masih Pak Jokowi. Pak Presiden itu cuma 'dipinjami' ke rakyat Indonesia. Saya masih jadi wakil gubernur," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015). 

"Iya kan Pak Jokowi tuh masih gubernur DKI cuma merangkap Presiden RI. Karena rakyat Indonesia enggak ketemu presiden yang bagus, dipinjemin deh satu gubernur," kata Basuki lagi. 

Pada kegiatan blusukan di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8/2015) lalu, Jokowi hanya didampingi Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede. Saat mendapat pertanyaan perihal keberadaan Basuki, Jokowi pun tersenyum lebar.

"Ah, Pak Ahok biar istirahat saja," kata Jokowi saat itu.

Siang ini, Jokowi rencananya akan menyerahkan sembako kepada warga di lapangan bulu tangkis RT 10 RW 08, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, dan Mushala Sohibul Istiqomah, Jalan Kalianyar II RT 06 RW 01, Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora. 

Krisdayanti Sebut Raul Lemos Tersinggung Isi Curhatan Aurel di Instagram

 

 JAKARTA – Krisdayanti (KD) langsung memberikan klarifikasi soal curhatan anaknya, Aurel Hermansyah di instagram pribadinya Minggu (30/8) kemarin.
Merasa tersudutkan, sebagai ibu KD berusaha menjelaskan apa yang terjadi, agar publik tidak berasumsi miring tentang dirinya dan suaminya, Raul Lemos.
"Saya bersama suami saya sangat memperhatikan anak-anak kami, anak kandung ataupun anak-anak tiri kami. Apapun kondisinya saya dan suami saya sangat ingin selalu dengan anak-anak," tulis KD seperti dikutip tabloidnova.com.
"Saya sangat paham dengan curahan hati anak saya, Aurel. Kami sangat menyayangkan anak kami Aurel, Azriel terkena dampak haters yang sengaja membuat keruh keadaan dengan selalu membandingkan keluarga kami yang tidak bisa mereka redam sehingga membuat mereka di luar kontrol dan emosi, hingga membuat pernyataan di sosial media yang sangat jelas menyudutkan suami saya," kata KD
"Suami saya sangat tersinggung dan kecewa. Dulu-dulu malah suami saya selalu mengingatkan saya untuk berusaha kontak anak-anak dan ajak bertemu supaya bisa dekat dengan anak-anak. Namun setiap mau ketemu tiba-tiba anak saya yang batalkan dengan alasan ini itu. Itu semua saya fahami karena mungkin dengan kesibukan mereka," ucap KD.
"Namun, suami saya selalu menyaksikan dan selalu ada rasa kasihan kepada saya karena sudah senang-senang tiba-tiba lihat muka saya sedih lagi. Hal inilah yang membuat suami saya sangsi agar saya menjaga diri untuk tidak bertemu atau membatasi akses ke Aurel/Azriel untuk sementara sejak postingan yang mengatakan "banci" itu. tetapi bukan Hanya itu saja karena suami saya memperhatikan saya yang selalu sulit karena tidak pernah jumpa bahkan Hal kecil yang dirasakan yaitu Aurel Azriel tidak pernah memposting tentang "Ibu kandungnya" Di media sosial seolah-olah mereka sengaja membuat ibunya sakit hati," ungkap KD.
“Saya Sama sekali tidak Kecil hati Atas tindakan mereka yang seperti itu karena saya maklum memang mereka telah dibesarkan Oleh Ashanty. Tetapi kondisi terakhir yang membuat suami saya sangat terpukul karena sikap tidak sopan kedua Anak saya Aurel dan Azriel, saya juga sebagai ibunya malu atas tindakan Anak saya. Saya berharap juga suami saya memaafkan mereka," tutup KD di akun instagramnya.

Curhat Azriel

Tidak hanya Titania Aurelie Nurhermansyah (Aurel), anak sulung Krisdayanti dari perkawinannya dengan Anang Hermansyah yang mengungkapkan isi hatinya tentang sang mimi.
Putranya, Azriel Hermansyah pun curhat di media sosial.
Curhatan Azriel ini menjawab tulisan KD di instagram yang berisi pembelaan tentang perlakuan Raul Lemos yang disebut Aurel menjadi biang keladi jarangnya pertemuan ibu dan dua anak-anaknya.
Azriel mengungkapkan kalau dirinya kaget ibu yang telah melahirkannya itu terkesan menyalahkan dirinya dan sang kakak (Aurel).
"jiel kaget mimi bilang kata2 gini.rasa sakit kita tdk ada yg mampu mengobati sampe akhirnya sekarang kita bahagia itu nggak mudah mii..harusnya mimi bahagia kita nggak depresi dan bisa seperti ini," tulisnya lagi.\

Tidak hanya sekali Azriel menulis kata depresi dalam tulisan panjangnya di akun instagram miliknya.
Azriel merasa tekanan dan gejolak dalam hatinya seakan terobati dengan kedatangan sang bunda yang tak lain Ashanty.
"ada bunda yg 5 tahun ini rela ngurus kita besarin kita sayangin kita harusnya mimi kan seneng kt nggak terlantar dr dulu kita anak yg depresi sampe sekarang kita bs begini nggak gampang mii. jiel sm kaka sudah besar sekarang," tulis Azriel lagi.
Krisdayanti memang sempat menuliskan ada hal-hal kecil yang menuding anak-anak kandungnya ini sengaja membuatnya sakit hati.
"Hal kecil yg dirasakan yaitu aurel azriel tidak pernah memposting tentang "Ibu kandungnya" Di media sosial seolah" mereka sengaja membuat ibunya sakit hati. Sy Sama sekali tidak Kecil hati Atas tindakan mereka yg seperti itu krna sy maklum memang mereka telah dibesarkan Oleh Ashanty."
Ini pun dijawab oleh Azriel demikian,"masalah foto gimana mau posting foto kl ketemu aja ngk pernah mii?mimi ibu yg melahirkan kita dan kt diajarkan pipi nggak boleh jahat sm mimi atau om. maaf udh buat mimi MALU pny anak kyk kita."

Aurel Hermansyah tampak bahagia merayakan ulang tahunnya yang ke-17.
Sebab, pesta itulah yang sudah ia nanti-nantikan selama satu bulan pasca hari ulang tahunnya yang jatuh 10 Juli lalu.
Namun sayang, kebahagiaan Aurel tak sesempurna yang dibayangkannya.
Sang mimi tercinta, Krisdayanti (KD) tak muncul di momen paling bahagia bagi Aurel.
Ketika ditanya malam itu, Aurel hanya menjawab sekenanya.
"Kita semua sudah undang, cuma memang ya begitulah," kata Aurel seperti dikutip Tribunnews.com dari Tabloidnova.com.
Ketika ditanya demikian, wajah Aurel yang tadinya sumringah, mendadak sedih.


Begini petikkan curahan hati Aurel:
"puncaknya di hari spesial ultah aku yg ke 17 semalam aku sangat menahan kesedihan krn aku dan bunda sudah dr 2 bulan lalu ngundang mimi dan mimi janji dtg..

sudah lama nggak boleh ketemu tp aku yakin semalam hari penting buat aku mimi datang tp ternyata nggak boleh..
aku hanya berdoa om raul terketuk pintu hati nya utk membolehkan mimi ktm dgn anak2 nya, aku nggak tau gmn harus meluapkan isi hati aku dan berharap ini sampai ke om..
sampai kapan mimi nggak bs ketemu kita?? aku melewati masa2 yg sulit dlm hidup aku dan skr aku bahagia..," tulis Aurel.
Sementara itu, diatas tulisan panjang curahan hati Aurel, ia memajang empat buah foto berbingkai, yang memperlihatkan kemeriahan hari ulang tahunnya yang ke-17 tanpa ibunda tercinta, Krisdayanti.
Di foto itu, Aurel sengaja mentautkan foto-fotonya ke akun Instagram pribadi milik Krisdayanti (krisdayantirl) dan Raul Lemos (raullemos06).

KD mengaku malu dan terpukul
Vokalis kenamaan Indonesia Krisdayanti (40) atau KD angkat bicara melalui akun Instagram-nya beberapa jam lalu, terkait curahan isi hati putrinya, Titania Aurelie Nurhermansyah (17) atau Aurel lewat akun Instagram-nya.

Istri pengusaha Raul Lemos ini mengaku terpukul dan malu atas tindakan putrinya itu. (Baca juga Kemana Krisdayanti Saat Putri Sulungnya Gelar Pesta Ulang Tahun?)
"Kondisi terakhir yg membuat saya sangat terpukul krna sikap tidak sopan kedua anak sy Aurel dan Azriel, sy jga sebagai ibunya malu atas tindakan anak saya," tulis KD pada akun Instagram-nya, @krisdayantirl, Minggu (30/8/2015).
"Sy berharap jg suami sy memaafkan mereka," tulis KD.
KD membela diri dan juga membela suaminya atas tudingan Aurel, yang menyebut bahwa Raul melarangnya bertemu dengan sang ibunda selama lima bulan belakangan. (Baca juga Ungkapan Kekecewaan Aurel: Ada yang Berhijab Tapi Kok Belum Jaga Hati)
KD, yang dipanggil Mimi oleh anak-anaknya dari perkawinannya terdahulu dengan pemusik Anang Hermansyah, mengatakan bahwa ia dan Raul sebenarnya sangat memerhatikan anak-anaknya.
"Sy sangat paham dengan curahan hati anak saya Aurel," ujar KD.
"Dulu2 malah suami saya selalu mengingatkan saya untuk selalu berusaha contact anak2 dan ajak bertemu supaya bisa dekat dengan anak2. Namun setiap mau ketemu tiba2 anak saya yg batalkan dgn alasan ini itu. Itu semua saya pahami karena mungkin dengan kesibukan mereka," tulisnya lagi.

KD juga mengatakan bahwa anak-anaknya tak bisa mengontrol emosi mereka karena komentar para hater di media sosial.
"Kami sangat menyayangkan anak kami Aurel dan Azriel terkena dampak haters yg sengaja membuat keruh keadaan dgn selalu membandingkan keluarga kami yg tidak bisa mereka redam sehingga membuat mereka di luar kontrol dan emosi telah membuat pernyataan di sosial media yg sangat dan jelas menyudutkan sy dan membuat suami saya sangat tersinggung dan kecewa," tulisnya pula.
"Sy sama sekali tidak kecil hati atas tindakan mereka yg seperti itu krna sy maklum mereka telah dibesarkan oleh Ashanty," sambungnya.
Pada Sabtu (29/8/2015) malam, Aurel, yang lahir pada 10 Juli 1998, merayakan ulang tahunnya yang ke-17 di sebuah klab di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Namun, KD tidak hadir.
Aurel, melalui akun Instagramnya, @aurelie.hemansyah, mengungkapkan bahwa KD tidak datang ke pesta ulang tahunnya karena dilarang oleh Raul.
"Sebenarnya aku nggak mau nulis ini, tp aku lelah dibilang dan dibully sebagai anak durhaka!!!" tulis Aurel pada Minggu (30/8/2015).

"Mimi adalah ibu yg melahirkan aku dan aku nggak mungkin mau menjadi anak durhaka walau apapun keadaannya... Sudah 5 bulan aku nggak bisa ketemu mimi jd gmn aku bs post foto sm mimi :(," tulisnya lagi.
(Novrina/Tabloidnova.com)

Gambar Apa Nih? Dan Kenapa Muncul di Semua TV yang Ada?

 Ini gambar apaan sih? Dan kenapa ia selalu hadir setiap TV di rumah kita selama ini? Perkenalkan, itu merupakan stardard test/testcard dengan jenis color bar dan ialah yang membantu channel televisi dan TV kita sendiri untuk tetap menampilkan warna dan kecerahan yang tepat selama ini. Namun bagaimana ya cerita dibalik strip berwarna yang sering muncul pada saat channel berhenti beroperasi tersebut?




SMPTE Color Bars

 

 Saat tengah malam, ketika sebuah channel televisi berhenti mengudara, maka mereka akan menampilkan serangkaian strip berwarna dengan diiringi oleh suara monotone yang panjang dan keras. Strip dan suara tersebut dikenal dengan nama Society Motion Picture and Television Engineers’s Engineering Guideline EG 1-1990. Fungsinya adalah untuk mengkalibrasi monitor dan televisi.Semua warna yang dihardirkan oleh color bar tersebut bukan disusun dengan asal. Warna kuning, cyan, hijau, magneta, merah, dan biru di tengah layar kamu itu disusun mulai dari warna yang paling cerah hingga paling redup. Susunan itu digunakan untuk menentukan white level yang tepat dari monitor kamu. Sedangkan untuk rangkaian warna di bawahnya, ada warna briu, hitam, magenta, dan seterusnya yang digunakan untuk menentukan color 

PM5544

 

Nah ini dia test card yang tidak kalah seringnya kita jumpai di televisi. Iya gambar tersebut merupakan test card bernama PM5544 dan memang sering digunakan untuk TV dengan format video PAL atau Phase Alternate Line. Jika SMPTE Color Bars pada awalnya dikhususkan untuk fomar video NTSC yang biasanya diperuntukkan untuk wilayah Amerika Utara (yang kemudian juga digunakan untuk PAL juga), maka PM5544 memang dikhususkan untuk televisis PAL untuk wilayah Eropa dan Asia.

 


Anang Hermansyah Enggan Komentari Cekcok Krisdayanti-Aurel

 

JAKARTA,  Artis musik dan anggota DPR Komisi X dari Fraksi PAN, Anang Hermansyah, enggan berkomentar seputar perseteruan mantan istrinya, vokalis Krisdayanti, dengan anaknya, Titania Aurelie Nurhermansyah atau Aurel, di media sosial.


Saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Anang langsung mematikan sambungannya ketika hendak diwawancara seputar masalah tersebut.

"Dari mana? Tanya soal apa?" ujar Anang yang langsung menutup saluran komunikasi melalui telepon genggamnya saat dihubungi, Senin (31/8/2015).

Perseteruan ibu dan anak tersebut bermula dari tidak hadirnya Krisdayanti dalam pesta perayaan ulang tahun ke-17 Aurel di sebuah klub hiburan malam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (29/8/2015).

Berkait absennya sang ibunda, Aurel lantas mencurahkan isi hatinya melalui akun Instagram @Aurelia. "Sebenarnya aku nggak mau nulis ini, tp aku lelah dibilang dan dibully sebagai anak durhaka!!!" tulis Aurel pada Minggu (30/8/2015). 
"Di hari spesial ultah aku yg ke 17 semalam aku sangat menahan kesedihan krn aku dan bunda (Ashanty) dr 2 bulan lalu ngundang mimi dan mimi janji dtg.. Sudah lama nggak boleh ketemu tp aku yakin semalam hari penting buat aku mimi datang tpi ternyata nggak boleh," tulisnya.

"17 tahun aku, saatnya aku meluapkan isi hati aku.. Aku capek hrs terus berpura2 tdk ada masalah, aku nggak pandai bersandiwara.. Ini ungkapan hati loly anak mimi yg slama ini mungkin mimi nggak mengerti..," lanjutnya.

Selisih beberapa jam Aurel mencurahkan keluh dan kesahnya, Krisdayanti agaknya tak mau ketinggalan untuk meluapkan kekecewaannya terhadap sang anak. Istri dari pengusaha asal Timur Leste, Raul Lemos, itu mengaku terpukul dan malu atas tindakan putrinya itu.

"Kondisi terakhir yg membuat saya sangat terpukul krna sikap tidak sopan kedua anak sy Aurel dan Azriel, sy jga sebagai ibunya malu atas tindakan anak saya. Sy berharap jg suami sy memaafkan mereka," tulis KD pada akun Instagram @krisdayantirl.

"Sy sangat paham dengan curahan hati anak saya Aurel. Dulu2 malah suami saya selalu mengingatkan saya untuk selalu berusaha contact anak2 dan ajak bertemu supaya bisa dekat dengan anak2. Namun setiap mau ketemu tiba2 anak saya yg batalkan dgn alasan ini itu. Itu semua saya pahami karena mungkin dengan kesibukan mereka," tulisnya lagi.

Kegemaran SBY Dikritik

JAKARTA, Politisi Partai Golkar M. Misbakhun mengkritik Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono karena dianggap gemar memberikan saran kepada pemerintah.

 

Menurut Misbakhun, SBY terkesan seperti figur yang sulit melepaskan kekuasaan setelah tidak lagi menjadi Presiden RI. Misbakhun mengaku selalu mendapati saran-saran SBY di media massa, dalam orasi politik, atau "kicauan" di media sosial. Bagi dia, tindakan SBY itu sangat berlebihan.

"Saya kaget melihat aktifnya SBY mencoba mengarahkan pemerintahan ini. Saya melihat SBY sedang mengalami gejala post power syndrome, merasa dirinya masih Presiden," kata Misbakhun, dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (31/8/2015).

Anggota Komisi XI DPR RI itu menuturkan, SBY memang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat atau memberikan saran kepada pemerintah. Akan tetapi, akan lebih tepat jika SBY, selaku mantan Presiden dan ketua umum partai politik dapat memanfaatkan Fraksi Partai Demokrat di DPR RI sebagai instrumen menyampaikan masukan kepada pemerintah.

Misbakhun tidak sepakat jika SBY merasa perlu membantu pemerintah hanya karena merasa berpengalaman menjadi Presiden. Menurut Misbakhun hal itu justru tidak etis dan justru memunculkan kesan adanya tujuan politik. 

"Atau ada masalah lain, disorientasi politik karena gagal menentukan sikap politik sebagai ketua umum partai," ujarnya.

Anggota Badan Legislasi DPR RI itu melanjutkan, beberapa masalah yang dihadapi pemerintah saat ini merupakan warisan dari pemerintahan SBY. Oleh karena itu, Misbakhun berharap SBY menyadari hal tersebut.

"Pemerintahan SBY juga punya banyak masalah, jangan cuci tangan seperti ini," ucap Misbakhun.

Beberapa hari lalu, SBY secara terbuka memberikan saran untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo terkait ancaman krisis ekonomi di Indonesia. SBY menyarankan agar pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi, menstabilkan harga kebutuhan pokok, menghentikan pengurasan pajak melalui pemberian insentif, menjaga nilai tukar rupiah, cermat memanfaatkan ruang fiskal, dan menjaga kepercayaan publik.

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengakui bahwa seluruh saran yang diberikan untuk pemerintah saat ini adalah berdasarkan pengalamannya menjadi Presiden. SBY mengklaim bahwa dampak krisis 2008 berhasil diredam karena dirinya selaku Presiden RI saat itu tidak telat menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.

Penulis: Indra Akuntono